Belitung, gerubok.com - Pengelolaan perangkat pertandingan, khususnya wasit di bawah naungan Askab PSSI Belitung, mulai menuai sorotan tajam.
Sejumlah pihak menyebut sistem manajemen wasit di wilayah ini cenderung tertutup, minim rotasi, dan nyaris tanpa evaluasi terbuka. Akibatnya, kualitas dan netralitas pertandingan lokal pun mulai dipertanyakan.
Keluhan datang dari berbagai kalangan, mulai dari pelatih, pemain, hingga pengamat sepak bola lokal, yang menyoroti stagnasi dalam penunjukan wasit yang memimpin laga-laga lokal.
Dalam sejumlah turnamen, bahkan dari tahun ke tahun, nama-nama wasit yang bertugas cenderung tidak berubah.
“Kami bukan anti terhadap wasit tertentu, tapi sistemnya yang harus dibenahi. Sepak bola daerah butuh penyegaran, regenerasi, dan rotasi. Jangan dibiarkan stagnan seperti ini,” ujar salah satu pelatih tim lokal kepada Gerubok.com, Selasa 3 Juni 2025.
Transparansi dan Kaderisasi Dinilai Lemah
Minimnya informasi mengenai proses rekrutmen dan pelatihan wasit juga turut menjadi sorotan. Askab PSSI Belitung dinilai belum maksimal membuka ruang bagi wasit-wasit muda untuk berkembang.
Tak sedikit pula yang menduga adanya unsur kedekatan personal yang memengaruhi penunjukan wasit di berbagai turnamen resmi.
“Selama ini kita tidak tahu prosesnya seperti apa. Tiba-tiba nama-nama itu lagi yang memimpin pertandingan. Harusnya ada pelatihan rutin dan kesempatan bagi wajah-wajah baru,” ujar seorang pemerhati sepak bola Belitung.
Ia juga menyinggung bahwa pernah terdengar adanya program “Satu Desa Satu Wasit” dari federasi lokal, namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai implementasinya di lapangan.
Tuntutan Reformasi Manajemen Wasit
Dorongan untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam manajemen wasit lokal terus menguat. Rotasi rutin, pembinaan berkelanjutan, sertifikasi ulang, hingga evaluasi kinerja secara berkala dinilai penting agar kualitas wasit terus meningkat dan jalannya pertandingan semakin fair.
“Kalau mau sepak bola daerah naik level, ya mulai dari pembenahan sistem. Termasuk soal wasit. Mereka penentu arah pertandingan. Kalau tidak netral dan tidak berkualitas, bagaimana pemain mau berkembang?” Ujar seorang mantan pemain lokal yang kini melatih di sekolah sepak bola.
Tantangan dan Harapan untuk Askab PSSI Belitung
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Askab PSSI Belitung terkait berbagai kritik yang muncul.
Namun, desakan dari komunitas sepak bola agar dilakukan evaluasi dan pembaruan sistem manajemen wasit terus terdengar.
Sepak bola Belitung menyimpan potensi besar dengan banyaknya talenta muda dari berbagai pelosok daerah. Namun, tanpa sistem pendukung yang profesional, terbuka, dan akuntabel, terutama dalam hal kepemimpinan wasit kemajuan sepak bola daerah akan sulit dicapai secara berkelanjutan.***
Penulis: Mondox