![]() |
Humas KPHL Belantu Mendanau, Yoyon saat berfoto di perkebunan sawit. (foto: ist) |
Belitung, gerubok.com — Tim patroli lapangan KPHL Belantu Mendanau menemukan fakta mencengangkan: puluhan hektare kawasan hutan lindung dan hutan produksi di Belitung telah berubah fungsi menjadi perkebunan sawit ilegal.
Penemuan ini menjadi perhatian serius, apalagi setelah keluarnya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2025 yang mewajibkan evaluasi dan tindakan tegas terhadap kawasan hutan yang telah dirambah.
Humas KPHL Belantu Mendanau, Yoyon, mengungkapkan bahwa dari hasil patroli intensif sejak bulan terakhir, ditemukan area perkebunan sawit tanpa izin, tersebar di berbagai titik, salah satunya di Desa Simpang Rusa.
Di lokasi ini, sebagian masyarakat menanam sawit di dalam kawasan hutan tanpa menyadari bahwa lahan tersebut adalah kawasan terlarang.
"Kami temukan beberapa kebun sawit di dalam kawasan HP, HL, dan HLP. Ada yang lahannya bersertifikat, tetapi sebagian sertifikat tersebut justru masuk ke kawasan hutan lindung," ujar Yoyon kepada gerubok.com, Sabtu 27 April 2025.
Temuan Lapangan KPHL Belantu Mendanau:
Desa Simpang Rusa:
Ditemukan kebun sawit 3–6 hektare yang sebagian masuk dalam kawasan hutan.
Desa Tanjung Rusa:
Dilakukan pencabutan pohon sawit ilegal hasil kolaborasi KPHL, kejaksaan, dan pertanahan.
Umur Kebun Sawit:
Banyak kebun yang sudah berumur belasan tahun, bahkan warisan dari generasi sebelumnya.
Penyebab Perambahan:
Faktor ketidaktahuan masyarakat, kurangnya sosialisasi dari pihak desa, dan minimnya pemahaman hukum.
"Bukan ingin menyengsarakan masyarakat, tetapi ini bentuk penerapan aturan. Negara memberikan hak, namun tetap dalam koridor hukum," tegas Yoyon.
Imbauan untuk Masyarakat:
KPHL Belantu Mendanau meminta masyarakat yang memiliki kebun di dalam kawasan hutan untuk segera melapor. Dengan melapor, mereka bisa mendapatkan perlindungan hukum dan solusi sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau merasa punya kebun tapi belum tahu status lahannya, lebih baik cepat lapor. Jangan sampai nanti saat razia besar-besaran, semuanya terlambat," ujar Yoyon mengingatkan.***