Erdogan Memastikan Kemenangan yang Menghebohkan dalam Pemilihan Turki, Menggemparkan Para Pengkritik

Indonesia

erdogan turki
erdogan turki

GERUBOK DuniaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berhasil memastikan kemenangan dalam pemilihan yang sebelumnya tampak tidak mungkin terjadi hanya beberapa minggu yang lalu. Kemenangan ini berpotensi meningkatkan ketegangan dengan pemerintah-pemerintah Barat dan investor internasional.

Erdogan, yang telah menjabat sebagai pemimpin Turki selama periode terlama dalam sejarah negara ini, berhasil memenangkan pemilihan putaran kedua dengan perolehan suara 52,1% berbanding 47,9% melawan lawan dari partai oposisi, Kemal Kilicdaroglu.

Baca Juga: Erdogan Meluapkan Kemarahannya Karena Partai Kurdistan Dukung Kilicdaroglu di Pilpres Turki

Hasil ini didasarkan pada perhitungan hampir semua suara yang telah dihitung. Erdogan muncul di atas panggung bus di Istanbul dan mengucapkan terima kasih kepada rakyat Turki atas dukungannya dalam mempertahankan kekuasaannya.

Perjalanan Menuju Kemenangan Erdogan

Perjalanan menuju kemenangan ini telah dimulai sejak tanggal 14 Mei ketika Erdogan hampir memenangkan pemilihan putaran pertama dengan menentang hasil jajak pendapat. Aliansinya dengan partai-partai lainnya berhasil memperoleh mayoritas di parlemen.

Namun, pasca peristiwa tersebut, saham dan obligasi mengalami penurunan, sementara nilai lira terus merosot terhadap dolar.

Meski Erdogan telah menunjukkan ketangguhan sebelumnya, para peneliti jajak pendapat dan pelaku pasar memprediksi pemilihan yang lebih ketat karena adanya krisis biaya hidup dan dampak dari dua gempa bumi yang terjadi.

Erdogan merespons dengan memanfaatkan mesin media negara untuk memecah belah aliansi oposisi dan memobilisasi massa pendukungnya yang konservatif.

Tantangan Bagi Erdogan dan Turki ke Depan

Bagi para investor, pertanyaan yang mendesak adalah apakah Erdogan akan tetap menjaga kebijakan ekonomi yang telah menyebabkan banyak investasi asing meninggalkan negara ini. Bagi pemimpin dunia, tantangan terletak pada cara Turki menjaga keseimbangan antara posisi sebagai sekutu NATO dan hubungan dengan Rusia, terutama dalam konteks konflik di Ukraina yang masih berlanjut.

Menurut Nihat Ali Ozcan, seorang ahli strategi di Economic Policy Research Foundation di Ankara, kemenangan ini berarti banyak bagi Erdogan. Namun, periode pemerintahan yang baru ini akan penuh dengan tantangan, baik dari segi ekonomi maupun kebijakan luar negeri.

Kebijakan Ekonomi Pasca-Pemilihan

Dalam konteks kebijakan moneter, para ekonom menegaskan bahwa penyesuaian tidak dapat dihindari. Meskipun bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, pembuat kebijakan di Turki telah mendengarkan seruan Erdogan untuk menjaga tingkat suku pinjaman yang rendah. Meskipun inflasi telah melonjak menjadi lebih dari 85%, suku bunga acuan telah diturunkan sebanyak 550 basis poin sejak tahun lalu.

Wolfango Piccoli, co-president Teneo Intelligence di London, mengatakan bahwa Erdogan tidak akan menerapkan pendekatan ekonomi yang sepenuhnya ortodoks setelah kemenangan ini. Namun, beberapa penyesuaian mungkin akan dilakukan menjelang pemilihan lokal Maret 2024.

Mungkin Tertarik: Balas AS: Rusia Melarang 500 Orang Amerika Masuk, Termasuk Barack Obama

Turki telah mengandalkan pembatasan bank dalam pasar valuta asing dan intervensi untuk menjaga stabilitas lira. Namun, tingkat suku simpanan yang berbeda dengan suku bunga acuan tidak dapat bertahan lama menurut para ekonom.

Ercan Erguzel dari Barclays Plc menyatakan bahwa kenaikan suku bunga tetap akan terjadi, meskipun dalam laju yang lebih perlahan jika Kilicdaroglu yang menang. Ia memperkirakan tingkat suku bunga acuan akan mencapai 36% pada akhir tahun ini, naik dari tingkat saat ini sebesar 8,5%.

Kebijakan Luar Negeri dan Peran Turki

Dalam konteks kebijakan luar negeri, periode kepemimpinan Erdogan selama lima tahun mendatang diperkirakan akan melihat peran Turki yang semakin kuat sebagai penghalang bagi migran yang menuju Eropa. Erdogan juga akan berusaha mempertahankan ekspor gandum dari Laut Hitam setelah berhasil memperoleh perpanjangan waktu dua minggu yang lalu.

Selain itu, Erdogan berencana untuk memperjuangkan perdamaian di Ukraina tanpa memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Turki berpendapat bahwa sanksi tersebut tidak akan produktif, demikian menurut sumber yang akrab dengan situasi tersebut.

Jangan Lewatkan: Jenderal Rusia Perintahkan Penghancuran Pesawat Terbesar Dunia Milik Ukraina

Erdogan baru akan setuju untuk meratifikasi upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah melihat implementasi legislasi anti-teror baru di Stockholm yang akan berlaku pada tanggal 1 Juni. Namun, Erdogan mungkin perlu mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap Swedia untuk mendapatkan dukungan kongres Amerika Serikat dalam pembelian jet tempur F-16 buatan Amerika.


Ikuti kami di Google News.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *