GERUBOK profil | Audrey Hepburn, seorang ikon tak tergantikan dalam dunia hiburan, memancarkan pesona dan bakat yang tak tertandingi melalui peran-perannya di panggung Broadway dan film-filmnya pada era 1950-an dan 1960-an.
Gigi dan Ondine adalah beberapa drama yang berhasil mengangkat namanya ke puncak kejayaan. Dia juga meraih penghargaan gemilang untuk peran-perannya di Roman Holiday dan The Nun’s Story.
Namun, Hepburn bukan hanya seorang aktris hebat, dia juga dikenal sebagai ikon fesyen. Faktanya, menurut Dailymail, kecantikan Hepburn melebihi keindahan ikon-ikon seperti Marilyn Monroe, Grace Kelly, Sophia Loren, bahkan Beyonce Knowles. Mari kita jelajahi perjalanan karier inspiratif wanita yang telah menghipnotis dunia hiburan, seperti yang dirangkum dari sumber-sumber yang berbeda.
Latar Belakang: Perjalanan Sang Ikon
Audrey Hepburn dilahirkan di Brussels, Belgia, pada 4 Mei 1929, dengan nama Edda Kathleen van Heemstra Hepburn-Ruston. Masa kecilnya dihabiskan di Inggris, namun saat Perang Dunia II, ia menuntut ilmu di Belanda.
Menurut catatan Biography, setelah perang usai, Hepburn tak pernah berhenti mengejar impian menjadi penari. Dia mempelajari balet di Amsterdam dan London. Pada tahun 1948, Hepburn membuat debut panggungnya sebagai gadis paduan suara dalam pertunjukan High Button Shoes di London. Dia juga mendapatkan peran-peran kecil di panggung-panggung di Inggris.
Sebelum sukses dengan Roman Holiday, Hepburn telah terlibat dalam produksi film One Wild Oat pada tahun 1951. Dia juga berpartisipasi dalam film-film seperti Young Wives ‘Tales dan The Lavender Hill Mob. Namun, panggung Broadway-lah yang mengubah hidupnya saat itu saat dia memukau penonton Amerika setelah berani mengambil risiko dengan pindah ke New York.
Gemilang di Broadway
Pada usia 22 tahun, Audrey Hepburn pergi ke New York untuk membintangi drama musikal Broadway yang fenomenal, Gigi. Drama ini diadaptasi dari novel karya penulis Prancis, Colette, yang bercerita tentang perjalanan seorang gadis muda dari Paris yang awalnya menjadi pelacur, namun akhirnya menikah dengan seorang pria kaya.
Colette sendiri yang memilih Hepburn untuk memerankan tokoh utama. Saat berada di tepi pantai Monaco, Colette terpesona oleh seorang gadis cantik (Audrey yang belum dikenal) yang mengenakan baju renang hitam dan spontan berseru, “Voilà ma Gigi!” Namun, saat itu Hepburn belum pernah tampil di panggung sebesar Broadway.
Awalnya, penampilan Hepburn buruk. Suaranya hampir tak terdengar, dan dia hanya menghafal dialog tanpa menghadirkan emosi. Namun, Hepburn harus siap menghadapi penonton Broadway pada malam itu. Tapi, menurut Broadway, Hepburn tampil dengan gemilang dan segera menjadi pujaan penonton.
Hanya beberapa minggu setelah penampilan pertamanya di Broadway, Hepburn langsung diperhatikan oleh industri film Hollywood. Dua tahun kemudian, dia membintangi Roman Holiday bersama Gregory Peck.
Meski sukses di dunia film, Hepburn tidak sepenuhnya meninggalkan panggung Broadway. Pada tahun 1954, dia membintangi drama Ondine, yang berkisah tentang percintaan antara peri air dan manusia. Di sini, dia meraih Tony Award pada tahun 1954 sebagai Aktris Terbaik untuk penampilannya dalam drama tersebut. Tidak hanya itu, di Ondine, Hepburn juga menemukan cinta sejatinya, Mel Ferrer. Mereka menikah pada 25 September 1954, di Swiss.
Kilau Bintang di Layar Lebar
Roman Holiday menjadi film terkenal pertama yang menampilkan Audrey Hepburn. Perannya sebagai Putri Ann dalam film tersebut membuatnya meraih penghargaan Academy Award pada tahun 1955 sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik. Selain mendapatkan Oscar, Hepburn juga dinobatkan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di ajang British Academy of Film and Television Arts (BAFTA), Golden Globe, dan New York Film Critics’ Circle.
Pada tahun 1954, Hepburn kembali ke layar lebar dan membintangi film Sabrina. Aktingnya dalam komedi romantis ini membuatnya mendapatkan nominasi Academy Award kedua. Di tahun 1957, dia memukau penonton dengan kemampuannya menari dalam film Funny Face. Selanjutnya, Hepburn membintangi War and Peace bersama suaminya, Mel Ferrer, dan Henry Fonda pada tahun 1956.
Tiga tahun kemudian, dia memainkan peran Sister Luke dalam The Nun’s Story, yang sekali lagi membuatnya mendapatkan nominasi Academy Award. Pada tahun 1960, Hepburn membintangi The Unforgiven bersama Burt Lancaster.
Setelah mencoba berbagai peran, Hepburn kembali memperlihatkan pesona glamornya dalam film Breakfast at Tiffany’s pada tahun 1961. Peran Holly Golightly yang dimainkannya menetapkan standar baru dalam dunia mode. Penampilannya yang ikonik dengan gaun hitam panjang, rambut digelung tinggi, kacamata hitam, dan pipa rokok panjang, membuatnya meraih nominasi Academy Award keempat.
Selama sisa tahun 1960-an, Hepburn terus mengambil berbagai peran menarik. Dia membintangi film-film seperti Charade, My Fair Lady, dan Wait Until Dark. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, Hepburn tetap aktif dengan membintangi Robin and Marian, Bloodline, dan They All Laughed. Penampilan terakhirnya di layar lebar adalah dalam film Always yang disutradarai oleh Steven Spielberg pada tahun 1989.
Pelecut Hati Aktivis Kemanusiaan
Di tahun-tahun terakhir hidupnya, Hepburn meluangkan waktu dan energinya untuk bekerja demi kesejahteraan anak-anak. Pada tahun 1988, dia memulai karier baru sebagai duta UNICEF (United Nations Children’s Fund) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hepburn mengabdikan dirinya dalam pekerjaan kemanusiaan, mengunjungi desa-desa yang dilanda kelaparan di Amerika Latin, Afrika, dan Asia.
Hepburn menjadi contoh inspiratif bagi banyak orang dengan perjalanan karier yang menakjubkan, dari panggung Broadway hingga layar lebar, serta dedikasinya sebagai aktivis kemanusiaan. Warisan Audrey Hepburn tidak akan pernah terlupakan dalam dunia hiburan dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi-generasi mendatang.
Temukan Berita Terkini, Berita Terbaru, Berita Viral dan Berita Hari Ini dari gerubok lainnya di Google News.
